Kamis, 25 Oktober 2012

EFEK KOMUNIKASI MASSA: KOGNITIF, AFEKTIF & BEHAVIORAL




Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuyk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
1.      Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsungan.
Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.Menurut Mc. Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense extention theory; teori perpanjangan alat indera). Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah relaitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Televisi sering menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman dan lebih mengerikan.
Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang bias dan timpang. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai contoh, dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang kemewahan dan seringkali cerewet. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan menciptakan stereotipe pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga. Di sini sudah mulai terasa bahayanya media massa. Pengaruh media massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa.
Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh peran agenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yang lebih diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang hangat berlangsung. Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media Indonesia memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, berarti wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang mengatur kita untuk mencitrakan sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halaman selanjutnya di harian yang sama, terdapat berita kunjungan Megawati Soekarno Putri ke beberapa daerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya hanya terdiri dari tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Mau tidak mau, pencitraan dan sumber informasi kita dipengaruhi agenda setting.
Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral.
2.      Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.
  1. Suasana emosional
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
  1. Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur eristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akahirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, asti akan tertolong juga.
     Situasi terpaan (setting of exposure)
Kita akan sangat ketakutan menonton film Suster Ngesot, misalnya, atau film horror lainnya, bila kita menontontonnya sendirian di rumah tua, ketika hujan labt, dan tiang-tiang rumah berderik. Beberpa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendirian atau di tempat gelap. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu memberikan respons.
  1. Faktor predisposisi individual
Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan identifikasi penontotn, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan toko. Karena itu, ketika tokoh identifikasi (disebut identifikan) itu kalah, ia juga kecewa; ketika ientifikan berhasil, ia gembira.
3.      Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film. Sebagian lagi melaporkan kegagalan. Misalnya, ketika terdapat tayangan kriminal pada program “Buser” di SCTV menayangkan informasi: anak SD yang melakukan bunuh diri karena tidak diberi jajan oleh orang tuanya. Sikap yang diharapkan dari berita kriminal itu ialah, agar orang tua tidak semena-mena terhadap anaknya], namun apa yang didapat, keesokan atau lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan sama yang dilakukan anak-anak SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak semua berita, misalnya, akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun pula bisa mengakibatkan kegagalan yang berakhir pada tindakan lebih buruk.
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa memang tidak bergantung hanya ada unsur stimuli dalam media massa saja. Kita memerlukan teori psikologi yang menjelaskan peristiwa belajar semacam ini. Teori psikolog yang dapat mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurutnya, kita belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasional.
Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu (misalnya menolong orang tenggelam) atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai “abstract modeling” (misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial). Kita mengamati peristiwa tersebut dari orang-orang sekita kita.bila peristiwa itu sudah dianati, terjadilah tahap pertama belajar sosial: perhatian. Kita baru pata mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya. Setiap saat kita menyaksikan berbagai peristiwa yang dapat kita teladani, namun tidak semua peristiwa itu kita perhatikan.
Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek prososial. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benak benaknya dan memanggilnya kembali ketika mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Untuk mengingat, peristiwa yang diamati harus direkam dalam bentuk imaginal dan verbal. Yang pertama disebut visual imagination, yaitu gambaran mental tentang peristiwa yang kita amati dan menyimpan gambaran itu pada memori kita. Yang kedua menunjukkan representasi dalam bentuk bahasa. Menurut Bandura, agar peristiwa itu dapat diteladani, kita bukan saja harus merekamnya dalam memori, tetapi juga harus membayangkan secara mental bagaimana kita dapat menjalankan tindakan yang kita teladani. Memvisualisasikan diri kita sedang melakukan sesuatu disebut seabagi “rehearsal”.
Selanjutnya, proses reroduksi artinya menghasilkan kembali perilaku atau tindakan yang kita amati.  Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku teladan itu bergantung pada motivasi? Motivasi bergantung ada peneguhan. Ada tiga macam peneguhan yang mendorong kita bertindak: peneguhan eksternal, peneguhan gantian (vicarious reinforcement), dan peneguhan diri (self reinforcement). Pelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar telah kita simpan dalam memori kita. Kita bermaksud mempraktekkannya dalam percakapan dengan kawan kita. Kita akan melakukan hanya apabila kita mengetahui orang lain tidak akan mencemoohkan kitam atau bila kita yakin orang lain akan menghargai tindakan kita. Ini yang disebut peneguhan eksternal. Jadi, kampanye bahasa Indoensia dalam TVRI dan surat kabar berhasil, bila ada iklim yang mendorong penggunaan bahasa Indoensia yang baik dan benar.
Kita juga akan terdorong melakukan perilaku teladan baik kita melihat orang lain yang berbuat sama mendapat ganjaran karena perbuatannya. Secara teoritis, agak sukar orang meniru bahasa Indonesia yang benar bila pejabat-pejabat yang memiliki reutasi tinggi justru berbahasa Indonesia yang salah. Kita memerlukan peneguhan gantian. Walaupun kita tidak mendaat ganjaran (pujian, penghargaan, status, dn sebagainya), tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena perbuatan yang ingin kita teladani membantu terjadinya reproduksi motor.
Akhirnya tindakan teladan akan kita lakukan bila diri kita sendiri mendorong tindakan itu. Dorongan dari diri sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas, senang, atau dipenuhinya citra diri yang ideal. Kita akan mengikuti anjuran berbahasa Indonesia yang benar bila kita yakin bahwa dengan cara itu kita memberikan kontribusi bagi kelestarian bahasa Indonesia.



Selasa, 23 Oktober 2012

Sesuatu yang tidak dapat kembali

Seorang gadis muda menunggu penerbangannya di ruang tunggu sebuah bandara yang super sibuk.

Karena harus menunggu berjam-jam, dia memutuskan membeli sebuah buku untuk menghabiskan waktunya. Dia juga membeli sebungkus kue.

Dia duduk di kursi bersandaran tangan, di ruang VIP bandara, untuk istirahat dan membaca dengan tenang.

Di sisi sandaran tangan di mana kue terletak, seorang laki-laki duduk di kursi sebelah, membuka majalah dan mulai membaca.

Ketika ia mengambil kue pertama, laki-laki itu juga turut mengambil. Si gadis merasa gemas tapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir:
?Lancang benar! Bila saya nggak sabaran sudah kugebuk dia untuk kenekatannya!?

Untuk setiap kue yang dia ambil, laki-laki itu turut mengambil satu. Ini sangatlah membuatnya marah namun si gadis tak ingin sampai timbul kegaduhan di ruang itu.

Ketika tinggal satu kue yang tersisa si gadis mulai berpikir:
?Aha?bakal ngapain sekarang orang yang nggak sopan ini??

Lalu, laki-laki itu mengambil kue yang tersisa, membaginya dua, lalu memberikan yang separuh padanya.

Benar-benar keterlaluan! Si gadis benar-benar marah besar sekarang!

Dalam kemarahannya, dia mengakhiri bukunya, dikemasnya barangnya lalu bergegas ke tempat boarding.

Ketika sudah duduk di seat-nya, di dalam pesawat, dia merogoh tasnya untuk mengambil kacamata, dan?.,
dia sontak terkejut,
sebungkus kuenya masih ada di dalam tas, tak tersentuh, tak terbuka!

Dia merasa sangat malu!! Dia sadar telah keliru? Dia lupa kalau kuenya masih tersimpan di dalam tas.

Laki-laki tadi telah berbagi kue dengannya, tanpa merasa marah atau sengit

?ketika si gadis amat marah, berpikir bahwa ia telah berbagi kue dengan laki-laki itu.

Dan kini tidak ada lagi kesempatan untuk menerangkan kelalaiannya.., juga untuk meminta maaf.

Senin, 15 Oktober 2012

Foto Hijab Zakiya



  

hunting bersama Zakiya
make up : Zakiya
Fotographer : Kunto Andi Setiyawan
Tempat : masjid UIN Sunan Kalijaga
 

Minggu, 14 Oktober 2012

Pemandangan

Gunung Andong

Gunung Sumbing

candi ratu boko

Pelataran Candi Ratu Boko

Ratu boko

vintage bersama nastiti



























Hunting bersama Nastiti Sri mulatsih
meka up : Nastiti
place : benteng vendrebug jogjakarta
fotografer : Kunto Andi Setiyawan

Hunting bersama Yulia




Hunting bersama Yulia di Sawah daerah Japunan Mertoyudan Magelang.
Talent : Yulia
make up : Yulia
Fotographer : Kunto Andi Setiyawan

Nastiti Sri Mulatsih




Laporan Waktu KKN


HALAMAN PENGESAHAN
Bismillahirrohmanirrahim
            Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan pengadaan seperlunya dari Laporan Akhir KKN tematik Posdaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan ke-77 Tahun Akademik 2012, saudara:
1.      Nama                     :Kunto Andi Setiyawan
2.      NIM                      : 09210077
3.      Fakultas/Jurusan    : Dakwah
4.      Lokasi                   : Warak
5.      Kelurahan              : Girisekar
6.      Kecamatan                        : Panggang
7.      Kabupaten             : Gunungkidul
8.      DPL                      : M Ainul Yaqin, S.Pd, M.ed
Maka dipandang sudah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai Laporan Akhir KKN tematik Posdaya UIN Sunan Kalijaga dari saudara tersebut di atas.
            Demikian pengesahan ini kami berikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gunungkidul, 6 September 2012
                                                                        Dosen Pembimbing Lapangan

                                                                         M Ainul Yaqin, S.Pd. M.ed
                                                                                     NIP. 19740612 200312 1001




KATA PENGANTAR
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
            Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh  yang telah terlimpahkan  berbagai rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga Rencana Program Kerja Kuliah Kerja Nyata Angkatan ke-77 yang berlokasi di dusun Warak, Desa Girisekar, dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Ungkapan rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:  
1.      Kedua orangtua dan keluarga besar saya yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
2.       Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.      Dr. H. Maksudin, M.Ag selaku Ketua LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4.      Drs. Supriatna, M.Si selaku Kepala PPM LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5.      M. Ainul Yaqin,S.Pd. M.ed selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
6.      Drs. Bambang Riyanto selaku Camat Pangang.
7.      Drs. Sumiarto selaku Kepala Desa Girisekar.
8.      Bapak Sudarisman selaku Kepala Dukuh Warak.
9.      Tidak lupa juga kepada semua pihak yang siap mendukung dan membantu pelaksanaan KKN di Lokasi Dusun Warak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Mudah-mudahan apa yang telah penulis laksanakan dapat bermanfaat  khususnya bagi penulis dan  bagi  masyarakat Dusun Warak, dan pula semua kegiatan yang telah dilaksanakan dapat menjadi sesuatu yang berguna untuk masyarakat . Kritik dan saran sangat penulis  harapkan guna evaluasi bagi pelaksanaan KKN selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Gunungkidul, 6 September 2012
                                                                                             Penyusun

Kunto Andi Setiyawan
NIM: 09210077




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................     
KATA PENGANTAR ...........................................................................................    
DAFTAR ISI ...........................................................................................................    
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................    
A. Gambaran Umum Desa ................................................................................
1. Peta Wilayah..............................................................................................
2. Keadaan sosial ekonomi ...........................................................................
3. Sosial Politik ..............................................................................................
4. Sosial Budaya ............................................................................................
5. Sosial Keagamaan Masyarakat Dusun Warak.......................................
 BAB II  : PROSES/ALUR KEGIATAN .............................................................     
A. Alur Kegiatan ................................................................................................
B. Bentuk-Bentuk Kegiatan ..............................................................................
C. Proses yang dijalankan..................................................................................
D. Tanggapan Masyarakat.................................................................................
BAB III : HASIL DAN DAMPAK  ......................................................................     
A. Hasil yang Dicapai..........................................................................................
B. Dampak Perubahan yang Terjadi ...............................................................
BAB IV : RENCANA TINDAKAN LANJUT DAN REFLEKSI.....................
A. Rencana Tindak Lanjut ................................................................................
B. Refleksi (Hikmah) ..........................................................................................
BAB V : PENUTUP ...............................................................................................
A. Lampiran (Gambar/sketsa, Foto dsb)...........................................................




BAB I
PENDAHULUAN
            Pada hakikatnya KKN merupakan realisasi dari falsafah pendidikan nasional yang berlndaskan Pancasila UUD 1945. Kegiatan KKN juga merupakan upaya untuk mengejawantahkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan tinggi yang ke tiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung jawab mahasiswa setelah mendapatkan teori-teori di bangku perkuliahan adalah mentransfer dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat. Maka dari itu, seyogyanya seorang mahasiswa dapat mengukur kesiapan dan kemampuan yang nantinya seorang mahasiswa benar-benar dapat menjadi bagian dari masyarakat luas. 
            Berawal dari pemikiran di atas, maka pembenahan dan pembangunan moral spiritual yang dilakukan harus dimulai dari pihak masyarakat yang paling bawah. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, maka KKN dapat dijadikan ajang untuk menghantarkan mahasiswa agar bersentuhan langsung dengan  lapisan masyarakat melalui program yang berkaitan dengan pembangunan wawasan dan kualitas keagamaan serta penunjang lainnya. Program-program yang ditawarkan hendaknya bisa direspon serius oleh semua pihak agar program tersebut dapat bernilai guna secara positif. Tak kalah pentingnya, program ini sesungguhnya mewujudkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.


A.    GAMBARAN UMUM DUSUN WARAK
a.        Letak Geografis
         Wilayah dusun Warak terletak di desa Girisekar dan terletak Ketinggian tanah dari permukaan laut 400 m. Jarak dari Pemerintahan Propinsi Yogjakarta 39 Km. Dusun Warak merupakan salah satu dari 6 dusun di wilayah kelurahan Girisekar kecamatan Panggang kabupaten Gunung Kidul.
      Dusun Warak mempunyai luas 2.115,0000 Ha, terdiri dari tanah pemukiman, tegalan, sawah dan pekarangan.
  Dusun Warak dibagi menjadi 13 Rukun Tetangga (RT) dan 2 Rukun Warga (RW). Berikut struktur pemerintahan dusun Warak tercantum dalam tabel di bawah ini.
Daftar Struktur Pemerintahan Dusun Warak
No
Nama
Jabatan
1.
Sudarsiman
Dukuh
2.
Murdiyono
Ketua RW
3.
Sadono
Ketua RT 1
4.
Murdi Sutrisno
Ketua RT 2
5.
Cipto Purnomo
Ketua RT 3
6.
Suharyadi
Ketua RT 4
7.
Riyanto
Ketua RT 5
8.
Murdi Sutrisno
Ketua RT 6
9.
Surojo
Ketua RT 7
10.
Budi Harsono
Ketua RT 8
11.
Prapto Utomo
Ketua RT 9
12.
Gondo Sutrisno
Ketua RT 10
13.
Barjo Siswanto
Ketua RT 11
14.
Karyoto
Ketua RT 12
15.
Sumirin
Ketua RT 13

Adapun batas-batas wilayah Desa Girisekar  adalah sebagai berikut:
·         Sebelah Utara        : Desa Girisuko
·         Sebelah Timur       : Desa Jetis, Saptosari
·         Sebelah Selatan     : Desa Girikarto
·         Sebelah Barat        : Desa Girimulyo
Penduduk Padukuhan Warak secara keseluruhan berjumlah sebanyak 1333 jiwa. Dari jumlah tersebut, mayoritas penduduk padukuhan ini beragama Islam dan Untuk sarana peribadatan terdapat 6 buah masjid. Akan tetapi ada pula warga yang bukan beragama islam Ini menunjukkan bahwa masyarakat padukuhan ini heterogen khususnya dalam hal beragama, kerukunan antar umat beragama dapat terjalin dengan baik dan sifat kegotong-royongan tetap terjaga.
b.             Keadaan Sosial Ekonomi
Di dusun Warak sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini, karena lahan yang ada di dusun tersebut cukup luas. Dengan berbagai tanaman pohon yang tumbuh, seperti pohon jati, Sengon, dan pohon ketela sangat potensial dan memiliki daya nilai ekonomis tinggi dan sebagai makanan kosumsi  sehari-hari bagi masyarakat. Selain itu, banyak warga yang memelihara hewan ternak, seperti sapi, ayam kampung dan pembibitan ikan Lele. Sementara warga yang berstatus sebagai pedagang tidak begitu banyak, apalagi mereka yang diangkat sebagai PNS dan POLRI hanya segelintir orang saja. Artinya, penduduk dusun Warak lebih didominasi oleh para kaum petani, baik yang laki-laki maupun perempuan.
c.         Sosial-Budaya-Politik
Dibidang sosial kemasyarakatan, warga dusun Warak  memiliki beberapa kegiatan. Seperti kegiatan Temu karang taruna Dusun Warak yang Bersifat Kondisional, Kegiatan sholawatan yang diadakan seminggu sekali, kegiatan arisan Ibu-ibu hari senin, Posyandu, PAUD, keolahragaan, dll.
Sementara kondisi sosial politik masyarakat dusun Warak tidak banyak yang berkecimpung dalam dunia perpolitikan. Hal ini, karena masyarakat dusun Warak pada umumnya kurang mendapatkan akses informasi dan pengetahuan yang memadai. Namun setelah reformasi hingga sekarang, kegiatan keorganisasian dan perpolitikan mulai marak. Hal ini, bisa dilihat dengan adanya organisasi pemuda Karang Taruna,  Struku keorganisasian  Tinggkat dukuh, RW, RT, Pejabat BPD dan perangkat desa/dusun setempat.
d.             Sosial-Keagamaan Masyarakat Warak
Penduduk dusun Warak yang mayoritas beragama Islam tidak semuanya memiliki antuisme yang baik, dalam hal ini bisa dilihat dari kurangnya kegiatan yang diikuti oleh warga serta minimnya shalat lima waktu yang bahkan nyaris hampir tidak ada, misalnya pada sa’at shalat Subuh, Dzuhur dan Ashar karena berbenturan dengan aktifias mereka yang berkerja di sektor pertanian. Di Dusun Warak terdapat pula sebuah pondok pesantren yang cukup aktif dalam memberikan pengetahuan agama. Warga yang beragama islam dan tidak beragama islam juga hidup dengan toleransi yang tinggi dan saling menghormati.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
e.    Key Person: Tokoh-tokoh Masyarakat yang berpengaruh
Adapun tokoh kunci/tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh di antaranya:
No
Nama
Jabatan
Keterangan
1.
Sumiarto
Kepala Desa
Instansi Pemerintah
2.
Sudarisman
Kepala Dukuh Warak
Instansi Pemerintah
3.
Samsuri
Kemakmuran
Instansi Pemerintah
4.
murdiyono
Ketua RW
Instansi Pemerintah
5.
Giyanto
Staf desa
Instansi Pemerintah
6.
Kahono
Warga Dukuh
Tokoh Masyarakat
 7.
Barjo Siswanto
Ketua RT 11
Instansi Pemerintah
8.
Surojo
Ketua RT 07
Instansi Pemerintah
9.
suparjiono
Ta’mir Masjid
Tokoh Agama
10.
Tri Purnomo
Guru
Tokoh pemuda
11.
Pak Muh
Ta’mir Masjid
Tokoh Agama
12.
Suyadi
Ta’mir Masjid
Tokoh Agama
13.
Saryoto
Ta’mir Masjid
Tokoh Agama
14.
Yayan Eko
Anggota Kepolisian
Tokoh Pemuda

















BAB II
PROSES/ALUR KEGIATAN
A.          Alur Kegiatan (awal dan akhir)
Berdasarkan penelitian dan observasi baik dengan perangkat desa, tokoh agama, dan masyarakat pada umumnya baik secara formal maupun non-formal selama satu minggu pertama, terhitung mulai hari Selasa 17 Juli sampai dengan hari Senin 23 Juli 2012 di Lingkungan Dusun Warak, maka dapat diketahui permasalahan yang terdapat di masyarakat Lingkungan Dusun Warak. Hal tersebut yang memerlukan penyelesaian dalam bentuk program kerja yang akan dirintis. Adapun rincian dari alur kegiatan masing-masing program yang dijalankan adalah sebagai berikut:
1.      Planning
Identifikasi masalah
Ø  SD N SAWAH III Kurangnya minat belajar membuat karya tulis seperti cerpen , puisi , kliping , dan fasilitas mading di sekolahan kosong dan ketiadaan pendamping dalam belajar mading mengakibatkan minat siswa untuk belajar karya melalui mading menjadi kurang.
Ø  Kurangnya pendamipangan pengenalan dan memahami Huruf Hijaizah
Ø  Kurangnya acara perlombaan yang dapat memacu siswa untuk belajar dan berprestasi.
Ø  Kurangnya fasilitas masjid
Hasil
Ø   Kurangnya pendampingan belajar pengolalan madding
Ø  Kurangnya pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan dapat menumbuhkan  dan membantu  Anak- anak dusun  Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Ø  Agar memperindah  tampilan masjid supaya  masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid.
Ø  Jarang diadakan lomba yang memacu prestasi anak-anak.
Rencana Program
Ø   Pelatihan pembuatan Mading
Ø  Pendampingan Bimbel ( Huruf Hijaiyah)
Ø  Pengadaan fasilitas masjid al Qubah
Ø  Mengadakan lomba membaca puisi.
2.      Organizing
Pelaksanaan program yang akan dijalankan serta estimasi biaya disajikan sebagai berikut:
Organizing Progam Kerja
No.
Jenis Kegiatan
Waktu  Pelaksanaan
Biaya (rupiah)
1.
Pelatihan dan Pengelolaan pembuatan mading di SD N Sawah III
Setiap dua kali dalam seminggu
200.000,00
2.
Pendampingan Bimbel (huruf Hijaiyah)
Setiap tiga kali dalam seminggu
75.000,00
3.
Mengadakan lomba membaca Pidacil
12 Agustus 2012
200.000,00
4.
Memperbaiki fasilitas di Masjid Al Qubah
5 September 2012
75.000,00

3.      Actuating
Adapun program yang direncanakan dapat direalisasikan seperti disajikan dalam tabel di bawah ini:
Actuating Progam Kerja
No.
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Biaya (rupiah)
1.
Pelatihan dan Pengelolaan pembuatan mading di SD N Sawah III
Setiap dua kali dalam seminggu
100.000,00
2.
Pendampingan Bimbel (huruf Hijaiyah)

Setiap tiga kali dalam seminggu

75.000,00
3.
Mengadakan lomba membaca Pidacil
12 Agustus 2012
200.000,00
4.
Pengadaan lafad Allah dan Muhammad
5  September 2012
75.000,00

4.      Controlling
Adanya pendampingan pembuatan mading  SD alhamdulillah mendapat respon yang baik dari anak-anak maupun dari orang tua mereka, bahkan anak-anak bisa menuangkan hasil tulisan di dalam mading tersebut.
Setelah diadakanya kegiatan bimbingan pengenalan huruf hijaizah mendapatkan respon yang sangat bagi usia dini di Dusun Warak. Dengan adanya bimbingan dilihat dari antusias mereka yang sangat tinggi dalam proses belajar pengenalan huruf hijaiah Dengan diadakannya pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan dapat menumbuhkan  dan membantu  Anak- anak dusun  Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan lomba Pidacil sangatlah menarik bagi anak-anak dusun Warak ini dapat dilihat dari banyaknya pendaftar yang mengikuti lomba, selain untuk menambah semangat anak-anak dusun Warak untuk berprestasi, lomba pidacil itu juga menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah.
Setelah pengadaan fasilitas Lafad Allah dan Muhammad di masjid al Quba , juga Agar memperindah  tampilan masjid supaya  masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusuk dalam menjalankan ibadah di masjid.
Bentuk-Bentuk Kegiatan
Berdasarkan informasi yang masuk dan dengan didukung oleh pengamatan langsung selama satu minggu di lokasi dapat diidentifikasi dan dirumuskan bentuk-bentuk kegiatan sebagai berikut:
1.      Bidang Kefakultasan/Jurusan/Prodi
a.       Pelatihan pembuatan Mading
b.      Pendampingan Bimbel ( Huruf Hijaiyah)
2.      Bidang Penunjang
a.       Pengadaan fasilitas masjid
b.      Pengadaan lomba
B.       Proses Dijalankan
Proses program kerja yang telah direncanakan secara mendetail dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
1.         Bidang Kefakultasan
a.       Pendampingan Bimbel ( Huruf Hijaiyah )
No
Tanggal Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Biaya (Rupiah)
Mhsw
Anak
1.
22 juli-10 Agustus
   1
  15
Pendampingan Bimbel ( Huruf Hijaiyah)
75.000,00
Jumlah

75.000,00

    1. Pelatihan pembuatan Mading di SD N SAWAH III
No
Tanggal Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Biaya (Rupiah)
Mhsw
Anak
1.
23 juli-10 Agustus
   1
27
Pelatihan pembuatan pengelolaan Mading SD N SAWAH III
100.000,00
Jumlah

100.000,00

2.         Bidang Penunjang
a.       Mengadakan lomba Pidacil
No
Tanggal Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Biaya (Rupiah)
Mhsw
Anak
1.
12 Agustus 2012
    1
15
Mengadakan lomba membaca Pidacil
200.000,00
Jumlah

200.000,00

b.      Pengadaan fasilitas Masjid
No
Tanggal Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Biaya (Rupiah)
Mhsw
anak
1.
5 September 2012
    1
  -
Pengadaan lafad Allah Dan Muhammad di masjid al Quba

100.000,00
Jumlah

100.000,00

D.    Tanggapan Masyarakat
1.      Program Prodi/ Jurusan
a.                   Pelatihan pembuatan Mading 
Program bimbingan belajar atau pelatihan pembuatan mading ini dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu dengan peserta anak-anak SD yang berdomisili di dukuh Warak. Dan membantu anak anak bias dapat menulis dan berkarya.
b.                  Pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah
Program ini Dengan diadakannya pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan dapat menumbuhkan  dan membantu  Anak- anak dusun  Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
2.      Program Penunjang
a.         Mengadakan lomba membaca Pidacil
Dalam program ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus dengan peserta anak-anak padukuhan Warak. Sambutan dari anak-anak sangatlah antusias dengan banyaknya jumlah peserta. Program ini tidak hanya di dukung oleh anak-anak melainkan juga oleh orang tua dengan harapan para anak-anak padukuhan warak dapat lebih berprestasi dan Menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah
b.         Pengadaan Lafad Allah dan Muhammad
Program ini sangat mendapat sambutan penuh dari tamir masjid Al Quba dikarenakan kondisi dalam masjid sangat kekurang lafad dan perlu adanya penambahan fasilitas. Penyerahan tirai dilaksanakan tanggal 5 September dan diterima langsung oleh tamir masjid Al Quba.


BAB III
HASIL DAN DAMPAK
(Kuantitatif dan Kualitatif)
A.    Hasil yang dicapai
1.      Hasil Kuantitatif
a.       Terselesaikannya program pelatihan dan pengelolaan mading di SD N Warak III yang dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu hari selama masa KKN. Dengan rata-rata jumlah peserta 15-25 anak di tiap-tiap pertemuan.
b.      Terselesaikannya program pendampingan bimbingan dan pengenalan huruf hijaizah yang dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu selama masa KKN dan bertempat di Posko KKN. Dengan rata-rata jumalah 10-20 anak di tiap pertemuan.
c.       Terselesaikannya program lomba pidacil pada tanggal 12 Agustus bertempat di SD N SAWAH III dengan jumlah anak-anak yang ikut berpartisipasi sebanyak 15 anak.
d.      Terselesaikannya program pengadaan Lafad Allah dan Muhammad di masjid Al Quba ,secara langsung diterima oleh takmir masjid Al Quba.
2.      Hasil Kualitatif
a.       Dengan progam pelatihan dan pengelolaan mading meningkatakan anak-anak di SD N III Warak dan mampu memahami juga mempratekan dan membuat isi mading secara baik.
b.      Dengan adanya pengenalan huruf hijaizah anak anak usia dini akan bisa membaca alquran dengan baik dan benar , juga mendorong anak bisa semakin beriman kepada Allah.
c.       Memberikan sarana penunjang bagi kemampuan anak-anak supaya memompa semangat mereka agar lebih giat dalam Berdakwah islam
d.      Agar memperindah  tampilan masjid supaya  masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid
B.     Dampak Perubahan yang terjadi
1.      Program pelatihan dan pengelolaan mading di SDN Sawah III
Setelah berlangsungnya program ini, tentunya progam pelatihan dan pengelolaan mading diharapkan anak-anak di SDN Sawah 3, Mampu Memahami, Mempraktekan dan Membuat Manding secara baik dan optimal ( Puisi, Cerpen, Kliping dll)
  1. Program pendampingan bimbel huruf hijaiazah
Program ini membawa dampak positif bagi anak-anak desa warak dikarenakan meraka ingin minat bisa membaca alquraan dengan baik. Dengan adanay program ini membuat semangat anak-anak , maka diharapkan dapat menumbuhkan  dan membantu  Anak- anak dusun  Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Program lomba pidacil
         Dari program lomba pidacil Menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah
  1. Program pengadaan lafad Allah dan Muhammad
Setelah berlangsungnya program ini, di harapakan Agar memperindah  tampilan masjid supaya  masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid




BAB IV
RENCANA TINDAKAN LANJUT DAN REFLEKSI
A.    Rencana Tindak-tindak Lanjut
Program-program KKN yang telah dilaksanakan, tentunya memiliki rencana, dan pastinya memiliki rencana untuk menindaklanjuti sehingga program tersebut tetap eksis dan berkembang dengan baik.
Tindak Lanjut
No.
Program KKN
Refleksi Tindak Lanjut
1.
Program Pendampingan Pelatiahan Pembuatan Mading
Diharapkan anak-anak di SDN Sawah 3, Mampu Memahami, Mempraktekan dan Membuat Manding secara baik dan optimal ( Puisi, Cerpen, Kliping dll)
2.
Pendampingan pengenalan Huruf Hijaizah
Diharapkan dapat menumbuhkan  dan membantu  Anak- anak dusun  Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
3.
Lomba pidacil
diharapkan Menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah
4.
Pengadaan Lafadz Allah dan Muhammad
Agar memperindah  tampilan masjid supaya  masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusuk dalam menjalankan ibadah di masjid




B.     Refleksi (Hikmah)
Dari setiap program yang telah dilaksanakan pasti mempunyai beberapa hikmah yang dapat dipetik bersama diantaranya:
1.      Hikmah yang paling utama adalah terhubungnya silaturrahim yang kuat dengan masyarakat dusun setempat (Dusun Warak).
2.      Bertambahnya pengetahuan dan pelajaran hidup yang tidak didapatkan di bangku kuliah dan belum pernah dialami.
3.      Belajar untuk mengendalikan diri, menghormati .dan mengatasi karakter yang berbeda dengan kita.
4.      Indahnya kebersamaan bermasyarakat.
5.      Bertambahnya ketaqwa kepada Allah SWT .















BAB V
PENUTUP
Setelah sekitar hampir dua bulan penulis berkecimpung dalam masyrakat untuk melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat, penulis banyak mendapatkan pengalaman hidup dan pendidikan yang tidak penulis dapatkan di bangku akademik. Ada beberapa hal yang sempat penulis rangkum dan simpulkan, antara lain sebagai berikut:
1.           Seluruh program kerja individu terlaksana dengan baik.
2.           Antusiasme seluruh warga sangat tinggi dalam mengikuti seluruh kegiatan.
A.          Saran-saran
                1.           Bagi Masyarakat
                                 a.              Hendaknya masyarakat memelihara hasil pelaksanaan program kerja, bahkan menyempurnakan segala kekurangan yang telah dilaksanakan oleh peserta KKN.
                                b.              Senentiasalah melestarikan kehidupan yang rukun, gotong royong, saling tolong menolong dan saling menghargai satu sama lainnya.
                2.           Bagi Mahasiswa
a.              Hendaknya melakukan observasi lapangan secara cermat dan optimal.
b.             Gunakanlah lebih banyak waktu dengan masyarakat, salah satunya dengan selalu ikut serta pada kegiatan masyrakat setempat agar lebih dekat dengan masyarakat.
c.              Rasa kekeluargaan yang telah dibina dengan masyarakat hendaklah selalu dipertahankan dengan tetap menjaga silaturrahim yang terjalin selama KKN.
d.             Jadikanlah pengalaman selama KKN sebagai bekal nanti ketika benar-benar terjun ke masyarakat dimana kita diam.
Demikian Laporan Akhir (Individual) ini disusun, atas perhatian, arahan, serta bantuan dari semua pihak, penulis haturkan terima kasih, dan semoga seluruh program yang penulis laksanakan dapat bermanfaat. Amin


Gunungkidul, 6 September 2012
Penulis,



Kunto Andi Setiyawan
                                                                                                09210077















LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE

Nama                               : Kunto Andi Setiyawan
NIM                                 : 09210077
Tempat/Tanggal Lahir     : Magelang, 12 Mei 1989
Jenis Kelamin                  : Laki-Laki
Agama                             : Islam
Alamat Asal                     : Rejosari RT/RW 11/05 , Rejosari ,Pakis , Magelang
Alamat Jogja                    : Sorowajan Baru , Banguntapan , Bantul
Nama Ayah                     : Andi Mustofa
Nama Ibu                         : Darmiyati
Pendidikan Formal :
·         SDN Rejosari                                             : Lulus Tahun 2002
·         SMPN 1 Tegalrejo                                     : Lulus Tahun 2005
·         SMA Muhammadiyah 1 Magelang            : Lulus Tahun 2008
·         UIN Sunan Kalijaga                                   : Masuk tahun 2009







Lampiran 1. Foto-Foto Kegiatan
a)      Bimbingan belajar bahasa Inggris untuk anak tingkat SD
 
b)      Menjadi asisten pengajar di SD N SAWAH III
 

c)      Mengadakan lomba Pidacil

d)     Penyerahan tirai pembatas untuk UKS SD N SAWAH