Rabu, 31 Oktober 2012
Senin, 29 Oktober 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
Kamis, 25 Oktober 2012
EFEK KOMUNIKASI MASSA: KOGNITIF, AFEKTIF & BEHAVIORAL
Ada tiga dimensi efek komunikasi
massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi
peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif
berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek
konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuyk melakukan sesuatu menurut
cara tertentu.
1.
Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang
timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek
kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang
atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsungan.
Seseorang mendapatkan informasi dari
televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak
laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi
tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh
komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan
komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.Menurut Mc. Luhan,
media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense extention theory; teori
perpanjangan alat indera). Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang
benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita
kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah
relaitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut
semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Televisi sering
menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung memandang dunia ini
lebih keras, lebih tidak aman dan lebih mengerikan.
Karena media massa melaporkan dunia
nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi
pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang bias dan timpang. Oleh karena
itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang
individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise
dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai contoh, dalam film India,
wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang kemewahan dan
seringkali cerewet. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan
menciptakan stereotipe pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek
atau lembaga. Di sini sudah mulai terasa bahayanya media massa. Pengaruh media
massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak
informasi tentang dunia dari media massa.
Sementara itu, citra terhadap
seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh peran agenda setting
(penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa
media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya.
Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yang lebih diprioritaskan. Ini
adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang hangat berlangsung.
Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media Indonesia
memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, berarti
wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang mengatur kita untuk mencitrakan
sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halaman selanjutnya di harian yang
sama, terdapat berita kunjungan Megawati Soekarno Putri ke beberapa daerah,
diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya hanya terdiri dari
tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media tersebut bahwa
berita ini seakan tidak penting. Mau tidak mau, pencitraan dan sumber informasi
kita dipengaruhi agenda setting.
Media massa tidak memberikan efek
kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat.
Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa
Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial
kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan
hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek
prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau
kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan
cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial
behavioral.
2.
Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi
daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar
memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari
itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat
merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi
artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka
dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi,
senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah daat diartikan sebagai perasaan
kesal terhadap perbuatan Roy Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan
lega dari para pembenci artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas
tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun
rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa
dia melakukan perbuatan tersebut.
Berikut ini faktor-faktor yang
memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.
- Suasana emosional
Dari
contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah
film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional
kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan
sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa
terbahak-bahak bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak
disangka-sangka.
- Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang
ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur eristiwa. Kita tahu bahwa
dalam sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang
sering muncul, pada akahirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu
cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, asti akan tertolong
juga.
Situasi terpaan (setting of exposure)
Kita akan sangat ketakutan menonton
film Suster Ngesot, misalnya, atau film horror lainnya, bila kita
menontontonnya sendirian di rumah tua, ketika hujan labt, dan tiang-tiang rumah
berderik. Beberpa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan
menonton televisi dalam keadaan sendirian atau di tempat gelap. Begitu pula
reaksi orang lain pada saat menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu
memberikan respons.
- Faktor predisposisi individual
Faktor ini menunjukkan sejauh mana
orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan
identifikasi penontotn, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam
posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan toko. Karena itu, ketika tokoh
identifikasi (disebut identifikan) itu kalah, ia juga kecewa; ketika ientifikan
berhasil, ia gembira.
3.
Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat
yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi
beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan
menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita
pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat
dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan
gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media tersebut tidak
mempunyai efek yang sama.
Radio, televisi atau film di
berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan
telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film.
Sebagian lagi melaporkan kegagalan. Misalnya, ketika terdapat tayangan kriminal
pada program “Buser” di SCTV menayangkan informasi: anak SD yang melakukan
bunuh diri karena tidak diberi jajan oleh orang tuanya. Sikap yang diharapkan
dari berita kriminal itu ialah, agar orang tua tidak semena-mena terhadap
anaknya],
namun apa yang didapat, keesokan atau lusanya, dilaporkan terdapat berbagai
tindakan sama yang dilakukan anak-anak SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek
behavior. Tidak semua berita, misalnya, akan mengalami keberhasilan yang
merubah khalayak menjadi lebih baik, namun pula bisa mengakibatkan kegagalan
yang berakhir pada tindakan lebih buruk.
Mengapa terjadi efek yang berbeda?
Belajar dari media massa memang tidak bergantung hanya ada unsur stimuli dalam
media massa saja. Kita memerlukan teori psikologi yang menjelaskan peristiwa
belajar semacam ini. Teori psikolog yang dapat mnejelaskan efek prososial
adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurutnya, kita belajar bukan saja
dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling).
Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita
mampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara
stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura menjelaskan proses belajar
sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses
pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses
motivasional.
Permulaan proses belajar ialah
munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung oleh
seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu (misalnya menolong
orang tenggelam) atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai
“abstract modeling” (misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial).
Kita mengamati peristiwa tersebut dari orang-orang sekita kita.bila peristiwa
itu sudah dianati, terjadilah tahap pertama belajar sosial: perhatian. Kita
baru pata mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya. Setiap saat kita
menyaksikan berbagai peristiwa yang dapat kita teladani, namun tidak semua
peristiwa itu kita perhatikan.
Perhatian saja tidak cukup
menghasilkan efek prososial. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil
pengamatannya dalam benak benaknya dan memanggilnya kembali ketika mereka akan
bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Untuk mengingat, peristiwa yang
diamati harus direkam dalam bentuk imaginal dan verbal. Yang
pertama disebut visual imagination, yaitu gambaran mental tentang
peristiwa yang kita amati dan menyimpan gambaran itu pada memori kita. Yang
kedua menunjukkan representasi dalam bentuk bahasa. Menurut Bandura, agar
peristiwa itu dapat diteladani, kita bukan saja harus merekamnya dalam memori,
tetapi juga harus membayangkan secara mental bagaimana kita dapat menjalankan
tindakan yang kita teladani. Memvisualisasikan diri kita sedang melakukan
sesuatu disebut seabagi “rehearsal”.
Selanjutnya, proses reroduksi
artinya menghasilkan kembali perilaku atau tindakan yang kita amati.
Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku teladan itu bergantung
pada motivasi? Motivasi bergantung ada peneguhan. Ada tiga macam peneguhan yang
mendorong kita bertindak: peneguhan eksternal, peneguhan gantian (vicarious
reinforcement), dan peneguhan diri (self reinforcement). Pelajaran
bahasa Indonesia yang baik dan benar telah kita simpan dalam memori kita. Kita
bermaksud mempraktekkannya dalam percakapan dengan kawan kita. Kita akan
melakukan hanya apabila kita mengetahui orang lain tidak akan mencemoohkan
kitam atau bila kita yakin orang lain akan menghargai tindakan kita. Ini yang
disebut peneguhan eksternal. Jadi, kampanye bahasa Indoensia dalam TVRI dan
surat kabar berhasil, bila ada iklim yang mendorong penggunaan bahasa Indoensia
yang baik dan benar.
Kita juga akan terdorong melakukan
perilaku teladan baik kita melihat orang lain yang berbuat sama mendapat
ganjaran karena perbuatannya. Secara teoritis, agak sukar orang meniru bahasa
Indonesia yang benar bila pejabat-pejabat yang memiliki reutasi tinggi justru
berbahasa Indonesia yang salah. Kita memerlukan peneguhan gantian. Walaupun
kita tidak mendaat ganjaran (pujian, penghargaan, status, dn sebagainya),
tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena perbuatan yang ingin kita
teladani membantu terjadinya reproduksi motor.
Akhirnya tindakan teladan akan kita
lakukan bila diri kita sendiri mendorong tindakan itu. Dorongan dari diri
sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas, senang, atau dipenuhinya citra
diri yang ideal. Kita akan mengikuti anjuran berbahasa Indonesia yang benar
bila kita yakin bahwa dengan cara itu kita memberikan kontribusi bagi
kelestarian bahasa Indonesia.
Selasa, 23 Oktober 2012
Sesuatu yang tidak dapat kembali
Seorang gadis muda menunggu penerbangannya di ruang tunggu sebuah bandara yang super sibuk.
Karena harus menunggu berjam-jam, dia memutuskan membeli sebuah buku untuk menghabiskan waktunya. Dia juga membeli sebungkus kue.
Dia duduk di kursi bersandaran tangan, di ruang VIP bandara, untuk istirahat dan membaca dengan tenang.
Di sisi sandaran tangan di mana kue terletak, seorang laki-laki duduk di kursi sebelah, membuka majalah dan mulai membaca.
Ketika ia mengambil kue pertama, laki-laki itu juga turut mengambil. Si gadis merasa gemas tapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir:
?Lancang benar! Bila saya nggak sabaran sudah kugebuk dia untuk kenekatannya!?
Untuk setiap kue yang dia ambil, laki-laki itu turut mengambil satu. Ini sangatlah membuatnya marah namun si gadis tak ingin sampai timbul kegaduhan di ruang itu.
Ketika tinggal satu kue yang tersisa si gadis mulai berpikir:
?Aha?bakal ngapain sekarang orang yang nggak sopan ini??
Lalu, laki-laki itu mengambil kue yang tersisa, membaginya dua, lalu memberikan yang separuh padanya.
Benar-benar keterlaluan! Si gadis benar-benar marah besar sekarang!
Dalam kemarahannya, dia mengakhiri bukunya, dikemasnya barangnya lalu bergegas ke tempat boarding.
Ketika sudah duduk di seat-nya, di dalam pesawat, dia merogoh tasnya untuk mengambil kacamata, dan?.,
dia sontak terkejut,
sebungkus kuenya masih ada di dalam tas, tak tersentuh, tak terbuka!
Dia merasa sangat malu!! Dia sadar telah keliru? Dia lupa kalau kuenya masih tersimpan di dalam tas.
Laki-laki tadi telah berbagi kue dengannya, tanpa merasa marah atau sengit
?ketika si gadis amat marah, berpikir bahwa ia telah berbagi kue dengan laki-laki itu.
Dan kini tidak ada lagi kesempatan untuk menerangkan kelalaiannya.., juga untuk meminta maaf.
Karena harus menunggu berjam-jam, dia memutuskan membeli sebuah buku untuk menghabiskan waktunya. Dia juga membeli sebungkus kue.
Dia duduk di kursi bersandaran tangan, di ruang VIP bandara, untuk istirahat dan membaca dengan tenang.
Di sisi sandaran tangan di mana kue terletak, seorang laki-laki duduk di kursi sebelah, membuka majalah dan mulai membaca.
Ketika ia mengambil kue pertama, laki-laki itu juga turut mengambil. Si gadis merasa gemas tapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir:
?Lancang benar! Bila saya nggak sabaran sudah kugebuk dia untuk kenekatannya!?
Untuk setiap kue yang dia ambil, laki-laki itu turut mengambil satu. Ini sangatlah membuatnya marah namun si gadis tak ingin sampai timbul kegaduhan di ruang itu.
Ketika tinggal satu kue yang tersisa si gadis mulai berpikir:
?Aha?bakal ngapain sekarang orang yang nggak sopan ini??
Lalu, laki-laki itu mengambil kue yang tersisa, membaginya dua, lalu memberikan yang separuh padanya.
Benar-benar keterlaluan! Si gadis benar-benar marah besar sekarang!
Dalam kemarahannya, dia mengakhiri bukunya, dikemasnya barangnya lalu bergegas ke tempat boarding.
Ketika sudah duduk di seat-nya, di dalam pesawat, dia merogoh tasnya untuk mengambil kacamata, dan?.,
dia sontak terkejut,
sebungkus kuenya masih ada di dalam tas, tak tersentuh, tak terbuka!
Dia merasa sangat malu!! Dia sadar telah keliru? Dia lupa kalau kuenya masih tersimpan di dalam tas.
Laki-laki tadi telah berbagi kue dengannya, tanpa merasa marah atau sengit
?ketika si gadis amat marah, berpikir bahwa ia telah berbagi kue dengan laki-laki itu.
Dan kini tidak ada lagi kesempatan untuk menerangkan kelalaiannya.., juga untuk meminta maaf.
Minggu, 21 Oktober 2012
Senin, 15 Oktober 2012
Foto Hijab Zakiya
hunting bersama Zakiya
make up : Zakiya
Fotographer : Kunto Andi Setiyawan
Tempat : masjid UIN Sunan Kalijaga
Minggu, 14 Oktober 2012
vintage bersama nastiti
Hunting bersama Nastiti Sri mulatsih
meka up : Nastiti
place : benteng vendrebug jogjakarta
fotografer : Kunto Andi Setiyawan
Hunting bersama Yulia
Hunting bersama Yulia di Sawah daerah Japunan Mertoyudan Magelang.
Talent : Yulia
make up : Yulia
Fotographer : Kunto Andi Setiyawan
Laporan Waktu KKN
HALAMAN PENGESAHAN
Bismillahirrohmanirrahim
Setelah diadakan pengarahan,
bimbingan, koreksi dan pengadaan seperlunya dari Laporan Akhir KKN tematik Posdaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan ke-77 Tahun Akademik 2012, saudara:
1. Nama :Kunto Andi Setiyawan
2. NIM : 09210077
3. Fakultas/Jurusan : Dakwah
4. Lokasi : Warak
5. Kelurahan : Girisekar
6. Kecamatan : Panggang
7. Kabupaten : Gunungkidul
8. DPL : M Ainul
Yaqin, S.Pd, M.ed
Maka dipandang sudah
memenuhi syarat untuk diajukan sebagai Laporan Akhir KKN tematik Posdaya UIN Sunan Kalijaga dari
saudara tersebut di atas.
Demikian pengesahan ini kami berikan,
semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gunungkidul, 6 September 2012
Dosen
Pembimbing Lapangan
M Ainul Yaqin, S.Pd. M.ed
NIP. 19740612 200312 1001
KATA PENGANTAR
السلام عليكم ورØمة
الله وبركاته
Alhamdulillah,
segala puji bagi Alloh yang telah terlimpahkan berbagai rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga Rencana
Program Kerja Kuliah Kerja Nyata Angkatan ke-77 yang
berlokasi di dusun Warak, Desa Girisekar, dapat berlangsung dengan lancar dan
sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Ungkapan rasa terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Kedua orangtua dan keluarga besar saya yang berada di Magelang,
Jawa Tengah.
2. Prof. Dr. H. Musa
Asy’arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Maksudin, M.Ag
selaku Ketua LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Drs. Supriatna, M.Si selaku Kepala PPM LPM
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. M. Ainul Yaqin,S.Pd. M.ed selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
6. Drs. Bambang
Riyanto selaku Camat Pangang.
7. Drs. Sumiarto selaku Kepala
Desa Girisekar.
8. Bapak Sudarisman selaku Kepala
Dukuh Warak.
9. Tidak lupa juga kepada semua pihak yang siap mendukung dan
membantu pelaksanaan KKN di Lokasi Dusun Warak yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu.
Mudah-mudahan apa yang telah penulis laksanakan dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi masyarakat Dusun Warak, dan pula semua kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat menjadi sesuatu yang berguna untuk masyarakat
. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan guna evaluasi bagi pelaksanaan KKN
selanjutnya.
والسلام
عليكم ورØمة الله وبركاته
Gunungkidul, 6 September 2012
Penyusun
Kunto Andi Setiyawan
NIM: 09210077
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN ...............................................................................
KATA
PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR
ISI ...........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................
A.
Gambaran Umum Desa ................................................................................
1.
Peta Wilayah..............................................................................................
2.
Keadaan sosial ekonomi ...........................................................................
3.
Sosial Politik ..............................................................................................
4.
Sosial Budaya ............................................................................................
5.
Sosial Keagamaan Masyarakat Dusun Warak.......................................
BAB II : PROSES/ALUR KEGIATAN .............................................................
A.
Alur Kegiatan ................................................................................................
B.
Bentuk-Bentuk Kegiatan ..............................................................................
C.
Proses yang dijalankan..................................................................................
D.
Tanggapan Masyarakat.................................................................................
BAB III : HASIL DAN DAMPAK ......................................................................
A.
Hasil yang Dicapai..........................................................................................
B.
Dampak Perubahan yang Terjadi ...............................................................
BAB IV : RENCANA TINDAKAN LANJUT DAN
REFLEKSI.....................
A. Rencana Tindak Lanjut ................................................................................
B. Refleksi (Hikmah) ..........................................................................................
BAB V : PENUTUP ...............................................................................................
A.
Lampiran (Gambar/sketsa, Foto dsb)...........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
hakikatnya KKN merupakan realisasi dari falsafah pendidikan nasional yang
berlndaskan Pancasila UUD 1945.
Kegiatan KKN juga merupakan upaya untuk mengejawantahkan nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan tinggi yang ke tiga yaitu pengabdian kepada masyarakat,
maka tanggung jawab mahasiswa setelah mendapatkan teori-teori di bangku
perkuliahan adalah mentransfer dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
diperoleh kepada masyarakat. Maka dari itu, seyogyanya seorang mahasiswa dapat
mengukur kesiapan dan kemampuan yang nantinya seorang mahasiswa benar-benar
dapat menjadi bagian dari masyarakat luas.
Berawal
dari pemikiran di atas, maka pembenahan dan pembangunan moral spiritual yang
dilakukan harus dimulai dari pihak masyarakat yang paling bawah. Berkaitan
dengan pemikiran tersebut, maka KKN dapat dijadikan ajang untuk menghantarkan
mahasiswa agar bersentuhan langsung dengan
lapisan masyarakat melalui program yang berkaitan dengan pembangunan
wawasan dan kualitas keagamaan serta penunjang lainnya. Program-program yang
ditawarkan hendaknya bisa direspon serius oleh semua pihak agar program
tersebut dapat bernilai guna secara positif. Tak kalah pentingnya, program ini
sesungguhnya mewujudkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
A. GAMBARAN UMUM DUSUN WARAK
a.
Letak Geografis
Wilayah
dusun Warak terletak di desa Girisekar dan terletak Ketinggian tanah dari
permukaan laut 400 m. Jarak dari Pemerintahan Propinsi Yogjakarta 39 Km. Dusun
Warak merupakan salah satu dari 6 dusun di wilayah kelurahan Girisekar
kecamatan Panggang kabupaten Gunung Kidul.
Dusun Warak mempunyai luas 2.115,0000 Ha,
terdiri dari tanah pemukiman, tegalan, sawah dan pekarangan.
Dusun Warak dibagi menjadi 13 Rukun Tetangga
(RT) dan 2 Rukun Warga (RW). Berikut struktur pemerintahan dusun Warak tercantum dalam tabel di bawah ini.
Daftar Struktur Pemerintahan Dusun Warak
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Sudarsiman
|
Dukuh
|
2.
|
Murdiyono
|
Ketua RW
|
3.
|
Sadono
|
Ketua RT 1
|
4.
|
Murdi Sutrisno
|
Ketua RT 2
|
5.
|
Cipto Purnomo
|
Ketua RT 3
|
6.
|
Suharyadi
|
Ketua RT 4
|
7.
|
Riyanto
|
Ketua RT 5
|
8.
|
Murdi Sutrisno
|
Ketua RT 6
|
9.
|
Surojo
|
Ketua RT 7
|
10.
|
Budi Harsono
|
Ketua RT 8
|
11.
|
Prapto Utomo
|
Ketua RT 9
|
12.
|
Gondo Sutrisno
|
Ketua RT 10
|
13.
|
Barjo Siswanto
|
Ketua RT 11
|
14.
|
Karyoto
|
Ketua RT 12
|
15.
|
Sumirin
|
Ketua RT 13
|
Adapun batas-batas wilayah Desa
Girisekar adalah sebagai berikut:
·
Sebelah Utara :
Desa Girisuko
·
Sebelah Timur :
Desa Jetis, Saptosari
·
Sebelah Selatan :
Desa Girikarto
·
Sebelah Barat :
Desa Girimulyo
Penduduk Padukuhan Warak secara keseluruhan berjumlah sebanyak 1333 jiwa. Dari jumlah tersebut, mayoritas penduduk padukuhan ini beragama
Islam dan Untuk sarana peribadatan terdapat 6 buah masjid. Akan tetapi ada pula warga yang bukan beragama islam
Ini menunjukkan bahwa masyarakat padukuhan ini heterogen khususnya dalam hal
beragama, kerukunan antar umat beragama dapat terjalin dengan baik dan sifat
kegotong-royongan tetap terjaga.
b.
Keadaan Sosial Ekonomi
Di dusun Warak sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini,
karena lahan yang ada di dusun tersebut cukup luas. Dengan berbagai tanaman
pohon yang tumbuh, seperti pohon jati, Sengon, dan pohon
ketela sangat potensial dan memiliki daya nilai ekonomis
tinggi dan
sebagai makanan kosumsi sehari-hari bagi
masyarakat. Selain itu, banyak warga yang
memelihara hewan ternak, seperti sapi, ayam kampung dan pembibitan ikan Lele. Sementara
warga yang berstatus sebagai pedagang tidak begitu banyak, apalagi mereka yang
diangkat sebagai PNS dan POLRI hanya segelintir orang saja. Artinya, penduduk
dusun Warak lebih didominasi oleh para kaum petani, baik yang
laki-laki maupun perempuan.
c.
Sosial-Budaya-Politik
Dibidang sosial kemasyarakatan, warga
dusun Warak memiliki
beberapa kegiatan. Seperti kegiatan Temu karang taruna Dusun Warak yang Bersifat Kondisional,
Kegiatan
sholawatan yang diadakan seminggu sekali, kegiatan arisan Ibu-ibu hari senin, Posyandu,
PAUD, keolahragaan, dll.
Sementara kondisi sosial politik
masyarakat dusun Warak tidak banyak yang berkecimpung
dalam dunia perpolitikan. Hal ini, karena masyarakat dusun Warak pada umumnya kurang mendapatkan akses informasi dan
pengetahuan yang memadai. Namun setelah reformasi hingga sekarang, kegiatan
keorganisasian dan perpolitikan mulai marak. Hal ini, bisa dilihat dengan
adanya organisasi pemuda Karang Taruna, Struku
keorganisasian Tinggkat dukuh, RW, RT, Pejabat BPD dan perangkat desa/dusun setempat.
d.
Sosial-Keagamaan Masyarakat Warak
Penduduk dusun Warak yang mayoritas beragama Islam tidak semuanya memiliki
antuisme yang baik, dalam hal ini bisa dilihat dari kurangnya kegiatan yang
diikuti oleh warga serta minimnya shalat lima waktu yang bahkan nyaris hampir
tidak ada, misalnya pada sa’at shalat Subuh, Dzuhur dan Ashar karena berbenturan
dengan aktifias mereka yang berkerja di sektor pertanian. Di Dusun Warak terdapat pula sebuah pondok pesantren yang
cukup aktif dalam memberikan pengetahuan agama. Warga yang beragama islam dan
tidak beragama islam juga hidup dengan toleransi yang tinggi dan saling
menghormati.
e. Key Person: Tokoh-tokoh Masyarakat yang
berpengaruh
Adapun tokoh kunci/tokoh masyarakat yang
sangat berpengaruh di antaranya:
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Keterangan
|
1.
|
Sumiarto
|
Kepala Desa
|
Instansi Pemerintah
|
2.
|
Sudarisman
|
Kepala Dukuh Warak
|
Instansi Pemerintah
|
3.
|
Samsuri
|
Kemakmuran
|
Instansi Pemerintah
|
4.
|
murdiyono
|
Ketua RW
|
Instansi Pemerintah
|
5.
|
Giyanto
|
Staf desa
|
Instansi Pemerintah
|
6.
|
Kahono
|
Warga Dukuh
|
Tokoh Masyarakat
|
7.
|
Barjo Siswanto
|
Ketua RT 11
|
Instansi Pemerintah
|
8.
|
Surojo
|
Ketua RT 07
|
Instansi Pemerintah
|
9.
|
suparjiono
|
Ta’mir Masjid
|
Tokoh Agama
|
10.
|
Tri Purnomo
|
Guru
|
Tokoh pemuda
|
11.
|
Pak Muh
|
Ta’mir Masjid
|
Tokoh Agama
|
12.
|
Suyadi
|
Ta’mir Masjid
|
Tokoh Agama
|
13.
|
Saryoto
|
Ta’mir Masjid
|
Tokoh Agama
|
14.
|
Yayan Eko
|
Anggota Kepolisian
|
Tokoh Pemuda
|
BAB II
PROSES/ALUR KEGIATAN
A.
Alur Kegiatan (awal dan akhir)
Berdasarkan penelitian dan observasi baik dengan
perangkat desa, tokoh agama, dan masyarakat pada umumnya baik secara formal
maupun non-formal selama satu minggu pertama, terhitung mulai hari Selasa 17 Juli sampai dengan hari Senin
23 Juli 2012 di Lingkungan Dusun Warak, maka dapat diketahui permasalahan yang terdapat di masyarakat Lingkungan
Dusun Warak. Hal tersebut
yang memerlukan penyelesaian dalam bentuk program kerja yang akan dirintis.
Adapun rincian dari alur kegiatan masing-masing program yang dijalankan adalah
sebagai berikut:
1. Planning
Identifikasi
masalah
Ø SD N SAWAH III Kurangnya minat belajar membuat karya tulis seperti
cerpen , puisi , kliping , dan fasilitas mading di sekolahan kosong dan ketiadaan pendamping
dalam belajar mading mengakibatkan minat siswa
untuk belajar karya melalui mading menjadi kurang.
Ø
Kurangnya pendamipangan pengenalan dan memahami Huruf Hijaizah
Ø Kurangnya acara
perlombaan yang dapat memacu siswa untuk belajar dan berprestasi.
Ø Kurangnya fasilitas masjid
Hasil
Ø Kurangnya pendampingan belajar pengolalan madding
Ø Kurangnya pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan
dapat menumbuhkan dan membantu Anak- anak dusun
Warak membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Ø Agar memperindah tampilan masjid
supaya masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid.
Ø Jarang diadakan lomba yang memacu prestasi anak-anak.
Rencana Program
Ø Pelatihan
pembuatan Mading
Ø Pendampingan Bimbel ( Huruf Hijaiyah)
Ø Pengadaan fasilitas masjid al Qubah
Ø
Mengadakan
lomba membaca puisi.
2. Organizing
Pelaksanaan program yang akan dijalankan serta
estimasi biaya disajikan sebagai berikut:
Organizing Progam Kerja
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan
|
Biaya (rupiah)
|
1.
|
Pelatihan dan
Pengelolaan pembuatan mading di SD N Sawah III
|
Setiap dua kali dalam seminggu
|
200.000,00
|
2.
|
Pendampingan Bimbel (huruf
Hijaiyah)
|
Setiap tiga kali dalam seminggu
|
75.000,00
|
3.
|
Mengadakan lomba membaca Pidacil
|
12 Agustus 2012
|
200.000,00
|
4.
|
Memperbaiki fasilitas di Masjid Al Qubah
|
5 September 2012
|
75.000,00
|
3. Actuating
Adapun program yang direncanakan dapat
direalisasikan seperti disajikan dalam tabel di bawah ini:
Actuating Progam Kerja
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan
|
Biaya (rupiah)
|
1.
|
Pelatihan dan
Pengelolaan pembuatan mading di SD N Sawah III
|
Setiap dua kali dalam seminggu
|
100.000,00
|
2.
|
Pendampingan Bimbel (huruf
Hijaiyah)
|
Setiap tiga kali dalam seminggu
|
75.000,00
|
3.
|
Mengadakan lomba membaca Pidacil
|
12 Agustus 2012
|
200.000,00
|
4.
|
Pengadaan lafad Allah
dan Muhammad
|
5 September 2012
|
75.000,00
|
4. Controlling
Adanya pendampingan
pembuatan mading SD alhamdulillah mendapat respon yang baik dari
anak-anak maupun dari orang tua
mereka, bahkan anak-anak bisa menuangkan hasil tulisan di dalam mading
tersebut.
Setelah diadakanya kegiatan bimbingan pengenalan huruf hijaizah
mendapatkan respon yang sangat bagi usia dini di Dusun Warak. Dengan adanya
bimbingan dilihat dari
antusias mereka yang sangat tinggi dalam proses belajar
pengenalan huruf hijaiah Dengan diadakannya
pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan dapat menumbuhkan
dan membantu Anak- anak dusun
Warak membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan lomba Pidacil sangatlah menarik bagi anak-anak dusun Warak ini dapat
dilihat dari banyaknya pendaftar yang mengikuti lomba, selain untuk menambah
semangat anak-anak dusun Warak untuk berprestasi, lomba pidacil itu juga menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah.
Setelah pengadaan fasilitas Lafad Allah dan
Muhammad di masjid al Quba , juga Agar memperindah
tampilan masjid supaya masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusuk dalam
menjalankan ibadah di masjid.
Bentuk-Bentuk
Kegiatan
Berdasarkan informasi yang masuk dan dengan didukung oleh pengamatan
langsung selama satu minggu di lokasi dapat diidentifikasi dan dirumuskan
bentuk-bentuk kegiatan sebagai berikut:
1. Bidang Kefakultasan/Jurusan/Prodi
a.
Pelatihan pembuatan
Mading
b.
Pendampingan Bimbel (
Huruf Hijaiyah)
2. Bidang Penunjang
a.
Pengadaan fasilitas masjid
b. Pengadaan lomba
B. Proses Dijalankan
Proses program kerja yang telah direncanakan secara mendetail dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut:
1.
Bidang Kefakultasan
a.
Pendampingan Bimbel (
Huruf Hijaiyah )
No
|
Tanggal
Kegiatan
|
Pelaksana
|
Kegiatan
|
Biaya (Rupiah)
|
|
Mhsw
|
Anak
|
||||
1.
|
22 juli-10 Agustus
|
1
|
15
|
Pendampingan Bimbel ( Huruf
Hijaiyah)
|
75.000,00
|
Jumlah
|
|
75.000,00
|
- Pelatihan pembuatan Mading di SD N SAWAH III
No
|
Tanggal
Kegiatan
|
Pelaksana
|
Kegiatan
|
Biaya (Rupiah)
|
|
Mhsw
|
Anak
|
||||
1.
|
23 juli-10 Agustus
|
1
|
27
|
Pelatihan pembuatan pengelolaan Mading SD N SAWAH III
|
100.000,00
|
Jumlah
|
|
100.000,00
|
2.
Bidang Penunjang
a.
Mengadakan
lomba Pidacil
No
|
Tanggal
Kegiatan
|
Pelaksana
|
Kegiatan
|
Biaya (Rupiah)
|
|
Mhsw
|
Anak
|
||||
1.
|
12 Agustus 2012
|
1
|
15
|
Mengadakan lomba membaca Pidacil
|
200.000,00
|
Jumlah
|
|
200.000,00
|
b.
Pengadaan
fasilitas Masjid
No
|
Tanggal Kegiatan
|
Pelaksana
|
Kegiatan
|
Biaya (Rupiah)
|
|
Mhsw
|
anak
|
||||
1.
|
5 September 2012
|
1
|
-
|
Pengadaan lafad
Allah Dan Muhammad di masjid al Quba
|
100.000,00
|
Jumlah
|
|
100.000,00
|
D.
Tanggapan Masyarakat
1.
Program Prodi/ Jurusan
a.
Pelatihan pembuatan
Mading
Program bimbingan
belajar atau pelatihan
pembuatan mading ini dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu dengan
peserta anak-anak SD yang
berdomisili di dukuh Warak. Dan membantu anak anak
bias dapat menulis dan berkarya.
b.
Pendampingan
Belajar mengenal huruf hijaizah
Program ini Dengan
diadakannya pendampingan Belajar mengenal huruf hijaizah, maka diharapkan dapat
menumbuhkan dan membantu Anak- anak dusun Warak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari
2.
Program Penunjang
a.
Mengadakan
lomba membaca Pidacil
Dalam
program ini dilaksanakan pada
tanggal 12 Agustus dengan
peserta anak-anak padukuhan Warak. Sambutan dari anak-anak sangatlah antusias
dengan banyaknya jumlah peserta. Program ini tidak hanya di dukung oleh
anak-anak melainkan juga oleh orang tua dengan harapan para anak-anak padukuhan
warak dapat lebih berprestasi dan Menambah kemampuan Berdakwah
dan mencetak generasi pendakwah
b.
Pengadaan Lafad Allah dan Muhammad
Program ini
sangat mendapat sambutan penuh dari tamir masjid Al Quba dikarenakan kondisi dalam masjid
sangat kekurang lafad dan perlu
adanya penambahan fasilitas. Penyerahan tirai dilaksanakan tanggal 5 September dan diterima langsung oleh tamir
masjid Al Quba.
BAB
III
HASIL
DAN DAMPAK
(Kuantitatif
dan Kualitatif)
A.
Hasil yang dicapai
1.
Hasil Kuantitatif
a.
Terselesaikannya
program pelatihan dan pengelolaan mading di SD N Warak III yang
dilaksanakan setiap dua kali dalam
satu minggu hari selama masa KKN. Dengan rata-rata jumlah peserta 15-25 anak di tiap-tiap pertemuan.
b. Terselesaikannya program pendampingan
bimbingan dan pengenalan huruf hijaizah yang dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu selama masa KKN dan bertempat di Posko KKN.
Dengan rata-rata jumalah 10-20 anak di tiap pertemuan.
c.
Terselesaikannya
program lomba pidacil pada tanggal 12 Agustus bertempat di SD N SAWAH III dengan jumlah anak-anak yang ikut
berpartisipasi sebanyak 15
anak.
d.
Terselesaikannya
program pengadaan Lafad
Allah dan Muhammad di masjid Al Quba ,secara langsung diterima oleh takmir
masjid Al Quba.
2.
Hasil Kualitatif
a.
Dengan progam pelatihan dan pengelolaan mading
meningkatakan anak-anak di SD N III Warak dan mampu memahami juga mempratekan
dan membuat isi mading secara baik.
b.
Dengan adanya
pengenalan huruf hijaizah anak anak usia dini akan bisa membaca alquran dengan
baik dan benar , juga mendorong anak bisa semakin beriman kepada Allah.
c.
Memberikan sarana penunjang bagi kemampuan anak-anak supaya memompa semangat mereka agar lebih giat dalam Berdakwah islam
d.
Agar memperindah tampilan masjid supaya masyarakat
dusun warak
bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid
B.
Dampak Perubahan yang terjadi
1.
Program pelatihan dan pengelolaan mading di SDN Sawah
III
Setelah
berlangsungnya program ini, tentunya progam pelatihan dan pengelolaan
mading diharapkan anak-anak di SDN Sawah 3, Mampu Memahami, Mempraktekan dan
Membuat Manding secara baik dan optimal ( Puisi, Cerpen, Kliping dll)
- Program pendampingan bimbel huruf hijaiazah
Program ini
membawa dampak positif bagi anak-anak desa warak dikarenakan meraka ingin minat
bisa membaca alquraan dengan baik.
Dengan adanay program ini membuat semangat anak-anak , maka diharapkan dapat menumbuhkan dan membantu
Anak- anak dusun Warak membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
- Program lomba pidacil
Dari program lomba pidacil Menambah kemampuan Berdakwah dan mencetak generasi pendakwah
- Program pengadaan lafad Allah dan Muhammad
Setelah berlangsungnya program ini, di harapakan Agar memperindah tampilan masjid supaya masyarakat
dusun warak
bisa nyaman dan khusu dalam menjalankan ibadah di masjid
BAB IV
RENCANA TINDAKAN LANJUT DAN REFLEKSI
A.
Rencana Tindak-tindak Lanjut
Program-program KKN yang telah
dilaksanakan, tentunya memiliki rencana, dan pastinya memiliki rencana untuk
menindaklanjuti sehingga program tersebut tetap eksis dan berkembang dengan
baik.
Tindak Lanjut
No.
|
Program KKN
|
Refleksi Tindak Lanjut
|
1.
|
Program Pendampingan Pelatiahan Pembuatan Mading
|
Diharapkan anak-anak di SDN Sawah 3,
Mampu
Memahami, Mempraktekan dan Membuat
Manding secara baik dan optimal ( Puisi, Cerpen, Kliping dll)
|
2.
|
Pendampingan pengenalan Huruf Hijaizah
|
Diharapkan dapat menumbuhkan dan membantu
Anak- anak dusun Warak membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
|
3.
|
Lomba pidacil
|
diharapkan
Menambah kemampuan
Berdakwah dan mencetak generasi
pendakwah
|
4.
|
Pengadaan Lafadz Allah dan Muhammad
|
Agar memperindah tampilan
masjid supaya masyarakat dusun warak bisa nyaman dan khusuk dalam menjalankan ibadah di masjid
|
B.
Refleksi (Hikmah)
Dari setiap program yang telah
dilaksanakan pasti mempunyai beberapa hikmah yang dapat dipetik bersama diantaranya:
1.
Hikmah yang paling utama adalah terhubungnya
silaturrahim yang kuat dengan masyarakat dusun setempat (Dusun Warak).
2.
Bertambahnya pengetahuan dan pelajaran hidup yang tidak
didapatkan di bangku kuliah dan belum pernah dialami.
3.
Belajar untuk mengendalikan diri, menghormati .dan
mengatasi karakter yang berbeda dengan kita.
4.
Indahnya kebersamaan bermasyarakat.
5.
Bertambahnya ketaqwa kepada Allah SWT .
BAB V
PENUTUP
Setelah
sekitar hampir dua bulan penulis berkecimpung dalam masyrakat untuk
melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat, penulis banyak mendapatkan
pengalaman hidup dan pendidikan yang tidak penulis dapatkan di bangku akademik.
Ada beberapa hal yang sempat penulis rangkum dan simpulkan, antara lain sebagai
berikut:
1.
Seluruh
program kerja individu terlaksana dengan baik.
2.
Antusiasme
seluruh warga sangat tinggi dalam mengikuti seluruh kegiatan.
A.
Saran-saran
1.
Bagi
Masyarakat
a.
Hendaknya
masyarakat memelihara hasil pelaksanaan program kerja, bahkan menyempurnakan
segala kekurangan yang telah dilaksanakan oleh peserta KKN.
b.
Senentiasalah
melestarikan kehidupan yang rukun, gotong royong, saling tolong menolong dan
saling menghargai satu sama lainnya.
2.
Bagi Mahasiswa
a.
Hendaknya
melakukan observasi lapangan secara cermat dan optimal.
b.
Gunakanlah
lebih banyak waktu dengan masyarakat, salah satunya dengan selalu ikut serta
pada kegiatan masyrakat setempat agar lebih dekat dengan masyarakat.
c.
Rasa
kekeluargaan yang telah dibina dengan masyarakat hendaklah selalu dipertahankan
dengan tetap menjaga silaturrahim yang terjalin selama KKN.
d.
Jadikanlah
pengalaman selama KKN sebagai bekal nanti ketika benar-benar terjun ke
masyarakat dimana kita diam.
Demikian Laporan Akhir (Individual) ini
disusun, atas perhatian, arahan, serta bantuan dari semua pihak, penulis
haturkan terima kasih, dan semoga seluruh program yang penulis laksanakan dapat
bermanfaat. Amin
Gunungkidul, 6 September 2012
Penulis,
Kunto Andi Setiyawan
09210077
LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE
Nama :
Kunto Andi Setiyawan
NIM :
09210077
Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 12 Mei 1989
Jenis Kelamin :
Laki-Laki
Agama :
Islam
Alamat Asal : Rejosari RT/RW 11/05
, Rejosari ,Pakis , Magelang
Alamat Jogja : Sorowajan
Baru , Banguntapan , Bantul
Nama Ayah :
Andi Mustofa
Nama Ibu :
Darmiyati
Pendidikan Formal :
·
SDN Rejosari : Lulus Tahun 2002
·
SMPN
1 Tegalrejo : Lulus Tahun 2005
·
SMA Muhammadiyah 1 Magelang :
Lulus Tahun 2008
·
UIN
Sunan Kalijaga :
Masuk tahun 2009
Lampiran 1. Foto-Foto Kegiatan
a) Bimbingan
belajar bahasa Inggris untuk anak
tingkat SD
b) Menjadi asisten pengajar di SD N
SAWAH III
c) Mengadakan lomba Pidacil
d) Penyerahan tirai pembatas untuk UKS SD
N SAWAH
Langganan:
Postingan (Atom)