MATERI PELATIHAN
Materi pelatihan adalah rumusan
pemikiran yang membicarakan dan menerangkan tentang suatu tema atau pokok
bahasan dalam pelatihan. Setiap Instruktur Pembicara yang akan menyampaikan
materi pelatihan diharapkan dapat memberikan naskah materi bahasan secara
tertulis. Naskah ini memberi gambaran apa-apa yang akan disampaikan dalam
session pelatihan yang diperuntukkan baginya. Sehingga dapat menjadi acuan
bersama antara Pembicara, Pemandu dan Peserta dalam membicarakan tema materi.
Susunan naskah materi pelatihan
mendeskripsikan pokok-pokok pembicaraan dan beberapa unsur penunjangnya.
Deskripsi yang diberikan dapat diutarakan dalam bentuk global (garis besar)
atau terperinci. Dengan adanya naskah materi, peserta dapat memahami sejak dini
ruang lingkup pembicaraan, pokok-pokok permasalahan yang akan dibicarakan
maupun gambaran umum transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang
disampaikan. Karena itu, diharapkan para peserta sudah membacanya sebelum
session acara dimulai.
Ada kalanya naskah materi tidak dibuat
atau tidak diberikan kepada peserta dengan alasan untuk mengefektifkan
pembicaraan, menyatukan pemahaman peserta, penanaman nilai-nilai tertentu,
terlalu luas lingkup pembicaraannya, faktor kerahasiaan dan lain sebagainya.
Namun, sangat disayangkan apabila dilakukan karena alasan Instruktur Pembicara
tidak memiliki kemampuan dalam menyusunnya.
Keseluruhan naskah materi, schedule,
tata tertib pelatihan dan yang lainnya disusun dalam suatu kompilasi menjadi
manual pelatihan. Manual pelatihan bermanfaat dalam membimbing para peserta dan
instruktur dalam mengikuti jalannya pelatihan. Dengan adanya manual pelatihan,
keseluruhan mata acara, tema materi, instruktur, waktu penyampaian, istirahat,
waktu shalat dan lain sebagainya dapat diketahui sejak semula. Manual pelatihan
menjadi panduan dalam mengatur jalannya penyelenggaraan acara pelatihan.
MANFAAT NASKAH MATERI
Setiap Pembicara diharapkan mampu
menghadirkan buah pikirannya dalam bentuk naskah materi tertulis. Dengan adanya
naskah materi pelatihan dapat diperoleh beberapa manfaat, di antaranya:
1. Pembicara dapat menyampaikan
pokok-pokok pikirannya secara tertulis, sehingga dalam penyajiannya dapat
dilakukan lebih efektif dan efisien.
2. Melengkapi apa-apa yang dibicarakan
dalam session penyampaian materi, terutama pada segi-segi yang sangat detail.
3. Memberi kemudahan kepada Pemandu
untuk menyampaikan prolog tema materi yang akan dibicarakan, maupun apabila
terpaksa menggantikan Pembicara yang berhalangan / tidak dapat hadir.
4. Peserta dapat menerima pembahasan
materi pelatihan secara utuh, terstruktur dan lebih terperinci.
5. Sebagai bahan referensi, evaluasi
dan dokumentasi pelatihan yang dapat dipelajari dan dikaji ulang maupun
disempurnakan.
6. Dapat digunakan sebagai materi
standard dalam setiap penyelenggaraan pelatihan.
KLASIFIKASI MATERI PELATIHAN
Tujuan organisasi Ta’mir Masjid adalah
untuk membina jama’ah agar beriman, berilmu, beramal shalih dalam rangka
mengabdi kepada Allah untuk mendapatkan keridloan-Nya. Tujuan ini
diimplementasikan dalam berbagai aktivitas, termasuk melalui pelatihan. Karena
itu materi yang disampaikan dalam pelatihan harus mengarah pada tujuan
tersebut. Materi-materi pelatihan yang disusun Pengurus Ta’mir Masjid memiliki
karakteristik tertentu, sehingga dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis,
yaitu:
1. Materi Keislaman.
Materi-materi yang membicarakan
nilai-nilai Islam dalam upaya meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan pemahaman
tentang Islam secara luas dan mendalam, misalnya: Islam dan Tujuan Hidup
Manusia, Masyarakat Islam, Ma’rifatullah, Da’wah Kolektif, dan lain sebagainya.
2. Materi Kemasjidan.
Materi-materi yang membicarakan Masjid
sebagai pusat ibadah dan aktivitas kemasyarakatan yang tidak bertentangan
dengan syari’at, misalnya: Fungsi dan Peran Masjid, Shalat Berjama’ah.
Adab-adab Memasuki Masjid, dan lain sebagainya.
3. Materi Keterampilan.
Mater-materi yang menekankan untuk
belajar, berlatih dan meningkatkan keterampilan, misalnya: administrasi,
organisasi, management, kesekretariatan, pidato, diskusi, komunikasi,
kememimpinan, pengambilan keputusan dan lain sebagainya.
4. Materi Keilmuan.
Materi-materi yang memperdalam ilmu
pengetahuan secara luas, baik yang berkaitan dengan Islam maupun ilmu-ilmu
umum, seperti: ekonomi, politik, sosial, budaya, seni, teknologi dan lain
sebagainya.
MENYUSUN MATERI PELATIHAN
Menyusun naskah materi pelatihan yang
akan disampaikan di depan peserta, agar dapat menjelaskan permasalahan dan
memuaskan mereka, tentu memerlukan keterampilan tersendiri. Ada beberapa
prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam menyusun naskah materi, yaitu antara
lain:
1. Berorientasi kepada tema materi.
2. Memiliki kerangka pembicaraan.
Terdiri dari beberapa sub tema yang diperinci.
3. Pembicaraan dan ulasan mengarah
pada tujuan yang sama.
4. Deskripsi yang disampaikan dapat
menjelaskan permasalahan bukan malah membingungkan.
Berikut ini beberapa teknik yang bisa
dipertimbangkan dalam menyusun naskah materi pelatihan, yaitu antara lain:
1. Memahami tujuan dan forum
pelatihan.
2. Menentukan dan atau memahami tema
materi yang akan dibicarakan.
3. Menyusun kerangka pembicaraan dalam
sub-sub tema, bilamana perlu lebih diperinci.
4. Mencari, mengumpulkan dan
menyiapkan referensi pendukung, berupa buku-buku, makalah-makalah,
tulisan-tulisan, brosur, kliping dan lain sebagainya.
5. Menuliskan apa yang ingin
disampaikan dalam forum pelatihan. Diuraikan secara deskriptif dalam bahasa
yang mudah dipahami peserta (trainee).
6. Melakukan koreksi (editing) dan
pemeriksaan (checking).
7. Mencetak dalam bentuk kertas kerja
atau makalah.
8. Melakukan pemeriksaan akhir
(rechecking), perbaikan dan penyempurnaan, baik bentuk maupun isinya.
9. Mencetak kembali naskah yang sudah
direvisi.
10. Menyatukan naskah materi dalam
satu manual pelatihan.
Pelatihan jama’ah Masjid berorientasi
pada nilai-nilai Islam, karena itu dalam menyusun naskah materi pelatihan perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut ini, yaitu antara lain:
1. Materi yang disusun memiliki dasar
pemikiran syari’at Islam yang bersumber dari Al Quraan dan As Sunnah.
2. Berorientasi pada kebenaran.
3. Menghidupkan suasana kajian yang
islami.
4. Memahami kenisbian pendapat
(pemikiran) manusiawi.
5. Menghargai pendapat orang lain
(toleran) dan membuka peluang untuk dialog.
6. Meningkatkan pemahaman, pencerahan
dan kemajuan dalam berfikir dan mengkaji ilmu pengetahuan secara luas.
MENYAMPAIKAN MATERI PELATIHAN
Pelatihan merupakan forum transformasi
ilmu dan nilai-nilai, karena itu perlu dikelola secara bijaksana dan terarah
dalam nuansa Islam. Dalam penyampaian materi pelatihan dituntut interaksi yang
positif antara Instruktur dan peserta supaya tujuan penyelenggaraan pelatihan
tersebut dapat tercapai dengan baik. Penyampaian materi pelatihan dapat
dilakukan dengan berbagai metode sebagaimana lazim dipergunakan dalam dunia
belajar mengajar. Metode-metode tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri
atau dikombinasikan, diantaranya adalah:
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Penugasan.
5. Demonstrasi.
6. Pemanduan.
Beberapa teknik dapat dipertimbangkan
dalam penyampaian materi pelatihan, antara lain yaitu:
1. Materi disampaikan dengan jelas,
sistimatis dan menggunakan bahasa efektif. Bilamana perlu diselingi dengan
humor (bukan lelucon).
2. Kerangka pembicaraan urut dan dapat
dimengerti oleh peserta. Disampaikan dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan
menghargai peserta.
3. Tema dibahas dan dijelaskan
disertai dengan alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data
dananalisa yang logis.
4. Perlu disampaikan ayat-ayat Al
Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan isi materi.
5. Mengatur dan memperhatikan waktu
penyampaian.
6. Membuka forum tanya jawab atau
dialog dengan peserta.
7. Bila terjadi kekurangan atau
kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af dan melakukan perbaikan.
REFERENSI
Dirjen
Binbaga Depag RI, 1993, Garis-garis Besar Program Pengajaran MTs: Matematika
(Cetakan pertama), Dirjen Binbaga Depag RI, Jakarta.
Dirlanudin,
2006, “Pengembangan Bakat Kreativitas Anak”, Pustekom, Jakarta.
Sternberg, R. J. (1996).
Successful intelligence. New York: Simon & Schuster. (Paperback edition:
New York: Dutton, 1997).
Cianciolo, A. T., &
Sternberg, R. J. (2004 ). Intelligence: A brief history. Malden, MA: Blackwell
Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar